Kuningan, 6 Juli 2025 — Program Studi Bisnis Digital Politeknik Siber Cerdika Internasional (Poltek SCI) menunjukkan pendekatan unik dalam menjalin kemitraan. Alih-alih memulai dengan seremoni penandatanganan MoU, Prodi ini justru memilih untuk langsung turun ke lapangan terlebih dahulu, membantu petani kopi di Kuningan melalui aksi nyata. Setelah hasil nyata terlihat, barulah MoU ditandatangani. Dan lebih jauh lagi, kegiatan ini akan dilanjutkan dengan program pengabdian masyarakat berupa pelatihan kepada warga dan para penggerak petani kopi.
Turun Langsung ke Desa
Tim mahasiswa dan dosen dari Prodi Bisnis Digital melakukan kunjungan langsung ke UMKM Kopi Sekar Wangi di Desa Cibeureum, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan. Di sana mereka tak hanya mengamati, tetapi juga terlibat aktif dalam menganalisis proses bisnis, rantai pasok, serta strategi promosi dan distribusi kopi lokal.
Pendekatan Aksi Nyata Sebelum MoU
Prodi Bisnis Digital mengedepankan aksi konkret sebelum komitmen tertulis. Mahasiswa melakukan observasi, wawancara, serta pemetaan masalah dan peluang usaha UMKM kopi, termasuk:
-
Audit kelayakan bisnis
-
Riset pasar dan strategi pemasaran digital
-
Analisis pengembangan produk
-
Konsultasi langsung dengan pelaku usaha
Setelah mendapatkan data dan menyusun strategi pengembangan yang realistis, barulah Poltek SCI dan mitra petani menandatangani MoU sebagai bentuk kerjasama berkelanjutan.
Akan Dilanjutkan dengan Pengabdian Masyarakat
Tak berhenti sampai di situ, kegiatan ini akan berlanjut dalam bentuk pelatihan dan pengabdian masyarakat. Fokusnya adalah:
-
Peningkatan kapasitas petani dan pelaku UMKM
-
Edukasi pemasaran digital dan branding produk
-
Penguatan ekosistem ekonomi desa berbasis potensi lokal
Menurut Dosen Pendamping Umam, kegiatan seperti ini adalah implementasi nyata dari kurikulum vokasi, yang menekankan kolaborasi lintas sektor, riset terapan, dan pemberdayaan masyarakat.
Titi, pengelola UMKM Kopi Sekar Wangi, mengaku senang dengan kehadiran mahasiswa Poltek SCI. “Mereka tidak hanya datang belajar, tapi juga membawa ide-ide baru yang bisa langsung kami terapkan,” ujarnya.
Sementara Syawal, mahasiswa peserta kegiatan, merasa pengalaman ini membuka matanya tentang pentingnya adaptasi digital di usaha lokal.