Cara menulis cover letter yang menarik bagi HRD adalah kunci agar lamaran kerja Anda tidak tenggelam di antara ratusan pelamar. Dokumen ini bukan sekadar formalitas, tetapi cermin kepribadian dan keseriusan Anda.
Banyak kandidat gagal bukan karena kurang kompeten, tetapi karena cover letter mereka tidak menyampaikan nilai tambah secara jelas. Artikel ini akan memandu Anda membuat cover letter yang meyakinkan dan menyentuh hati HRD.
Cara Menulis Cover Letter yang Menarik bagi HRD

Pernah merasa sudah mengirim banyak lamaran, tapi tidak ada balasan?
Bisa jadi masalahnya ada di cover letter Anda. Bagi HRD, cover letter adalah pintu masuk untuk mengenal siapa Anda sebelum membaca CV. Sayangnya, banyak orang menulisnya sekadar formalitas—kalimatnya kaku, terlalu umum, dan terasa seperti copy-paste dari internet.
Padahal, cover letter yang ditulis dengan hati dapat menjadi alasan HRD memberi Anda kesempatan wawancara. Mari kita bahas cara membuatnya menarik, relevan, dan berbeda dari kebanyakan pelamar.
1. Pahami Tujuan Cover Letter
Cover letter bukan ringkasan CV. Tujuannya:
- Menunjukkan motivasi Anda melamar.
- Menjelaskan relevansi pengalaman dengan posisi yang dituju.
- Memberikan kesan profesional sekaligus personal.
Baca juga: Tips Sukses Wawancara Kerja bagi Fresh Graduate
2. Riset Perusahaan dan Posisi
Sebelum menulis, luangkan waktu untuk:
- Membaca profil perusahaan di website resmi atau LinkedIn.
- Memahami visi, misi, dan budaya kerja mereka.
- Mengidentifikasi keterampilan yang paling dibutuhkan untuk posisi tersebut.
Dengan riset ini, Anda bisa menyusun kalimat yang menunjukkan Anda “nyambung” dengan visi perusahaan.
3. Gunakan Struktur yang Jelas
Cover letter ideal biasanya hanya satu halaman. Gunakan struktur berikut:
- Paragraf pembuka: Sapaan sopan dan alasan spesifik melamar.
- Isi: Hubungkan pengalaman dan keterampilan Anda dengan kebutuhan perusahaan.
- Penutup: Ungkapkan antusiasme dan ajakan untuk berdiskusi lebih lanjut.
4. Sisipkan Cerita atau Contoh Nyata
Daripada menulis “Saya pekerja keras,” lebih baik beri contoh:
“Saat bekerja di proyek X, saya berhasil menyelesaikan target dua minggu lebih cepat dari jadwal tanpa mengorbankan kualitas.”
Contoh nyata membantu HRD membayangkan bagaimana Anda bekerja di dunia nyata.
5. Periksa Bahasa dan Tata Letak
- Gunakan bahasa formal tapi tidak kaku.
- Pastikan tidak ada typo atau salah ketik.
- Gunakan font profesional seperti Calibri atau Arial ukuran 11–12.
Sumber: Indeed – How to Write a Cover Letter
Tips Lainnya
- Personalisasi Salam Pembuka – Jika tahu nama HRD, gunakan nama tersebut.
- Hindari Kalimat Klise – Seperti “Saya yakin bisa berkontribusi…” tanpa bukti.
- Gunakan Angka – Misalnya, “Meningkatkan penjualan 30% dalam 6 bulan.”
- Tunjukkan Antusiasme – Tapi tetap proporsional, tidak berlebihan.
- Baca Ulang dengan Suara Keras – Untuk memastikan alur kalimat nyaman dibaca.
Kesimpulan
Menulis cover letter yang menarik bagi HRD memerlukan riset, kreativitas, dan sentuhan personal. Dengan menyampaikan motivasi yang jelas, pengalaman relevan, dan bukti kemampuan, Anda akan menonjol di antara banyak pelamar.
Ingat, HRD mencari orang yang tidak hanya memenuhi kualifikasi, tetapi juga cocok secara budaya dan memiliki semangat kerja tinggi. Gunakan cover letter Anda sebagai jembatan untuk membangun koneksi pertama yang kuat.
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Berapa panjang ideal cover letter?
Satu halaman sudah cukup, dengan 3–4 paragraf ringkas.
2. Apakah cover letter harus diketik dari nol untuk setiap lamaran?
Ya, agar sesuai dengan posisi dan perusahaan yang berbeda.
3. Boleh tidak mengulang isi CV di cover letter?
Boleh, tapi jangan sekadar copy-paste. Fokus pada penjelasan konteks dan motivasi.
4. Apakah perlu melampirkan portofolio?
Jika relevan, sertakan tautan atau file pendukung.
5. Apakah emoji boleh digunakan?
Tidak disarankan untuk dokumen formal.