Desa Paniis, Kabupaten Kuningan Program Riset dan Pemberdayaan Masyarakat (PRISMA) yang diselenggarakan oleh Politeknik Siber Cerdika Internasional (Poltek SCI) salah satunya dilaksanakan di Desa Paniis, Kabupaten Kuningan.
Dalam kegiatan ini, dosen bersama 10 mahasiswa melakukan riset lapangan untuk mengkaji isu yang telah lama beredar di masyarakat, yakni klaim bahwa sumber mata air di Desa Paniis merupakan sumber mata air terdalam se-Asia Tenggara.
Isu tersebut cukup populer dan bahkan telah diangkat oleh beberapa media. Namun, melalui riset PRISMA, tim mencoba menelusuri kembali fakta-fakta yang ada berdasarkan data lapangan dan informasi pendukung.
Sekilas tentang Mata Air Desa Paniis
Desa Paniis dikenal sebagai salah satu desa di Kabupaten Kuningan yang memiliki sumber mata air jernih. Mata air ini telah dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air, tidak hanya untuk wilayah Desa Paniis dan Kabupaten Kuningan, tetapi juga untuk Kota Cirebon.
Permintaan air dari Kota Cirebon mendorong Pemerintah Kabupaten Kuningan membentuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai pengelola sumber mata air tersebut. Berdasarkan informasi warga setempat, terowongan (tunnel) utama mata air ini telah ada sejak tahun 1930-an dan awalnya dimanfaatkan untuk kebutuhan air harian masyarakat.
Pengelolaan secara resmi dilakukan pada tahun 1982, saat mata air ini ditetapkan sebagai Sarana Penyediaan Air Minum Kotamadya Cirebon, dan diresmikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M., pada 29 Maret 1982, dengan keterlibatan kerja sama perusahaan dari Swiss.
5 Fakta Hasil Riset PRISMA
1. Lokasi dan Identitas
Sumber mata air ini terletak di Desa Paniis, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Mata air tersebut dikenal masyarakat lokal sebagai Mata Air Cipaniis, yang berasal dari Bahasa Sunda, berarti air yang dingin dan menyegarkan.
2. Keistimewaan Air
Air Cipaniis dikenal sangat jernih dan bersih. Berdasarkan cerita warga dan uji informal, air ini memiliki Total Dissolved Solids (TDS) rendah (<100), yang menunjukkan kualitas air yang baik dan layak konsumsi dengan pengolahan minimal.
Karena kandungan mineralnya, sistem air ini juga kerap disebut sebagai “Super Mineral Cipaniis”.
3. Peran dan Pemanfaatan
Mata Air Cipaniis menjadi sumber air baku penting bagi PDAM Tirta Kamuning Kabupaten Kuningan. Air dari mata air ini juga didistribusikan hingga ke Kota Cirebon melalui kerja sama antardaerah yang berlangsung sejak tahun 2009.
Perjanjian kompensasi dan aturan pengelolaan terus diperbarui untuk menjaga keberlanjutan distribusi air bersih.
4. Tantangan Lingkungan dan Ketahanan Air
Meski memiliki debit air yang besar, masyarakat Desa Paniis pernah mengalami kerawanan kekeringan saat musim kemarau panjang. Hal ini menunjukkan bahwa keberlanjutan mata air tetap memerlukan:
- Strategi konservasi lingkungan
- Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
- Infrastruktur penampungan air yang memadai
5. Isu “Terdalam di Asia Tenggara”
Hingga saat ini, tidak ditemukan bukti resmi dari lembaga geologi, ilmiah, maupun pemerintah yang menyatakan bahwa Mata Air Cipaniis merupakan sumber mata air terdalam di Asia Tenggara.
Klaim tersebut banyak beredar melalui media sosial dan cerita lisan masyarakat, namun belum didukung data ilmiah seperti:
- Pengukuran kedalaman akuifer
- Riset hidrogeologi resmi
- Publikasi ilmiah yang terverifikasi
Dengan demikian, klaim ini lebih bersifat narasi lokal atau viral, bukan klasifikasi ilmiah yang diakui secara internasional.
Kesimpulan
Berdasarkan riset lapangan Program PRISMA, dapat disimpulkan bahwa Mata Air Cipaniis di Desa Paniis merupakan sumber air bersih yang memiliki peran penting dan telah dimanfaatkan secara luas, termasuk untuk kebutuhan PDAM Kota Cirebon.
Namun, terkait klaim sebagai sumber mata air terdalam se-Asia Tenggara, hingga saat ini belum terdapat bukti ilmiah resmi yang mendukung pernyataan tersebut. Oleh karena itu, klaim tersebut dinyatakan belum sah secara ilmiah.








